Minggu, 31 Mei 2015

KONSEP DASAR PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU, DAN BAYI





PRINSIP DASAR DAN TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK
            Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui cara gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambahkan informasi, menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien, mengidentifikasi masalah pasien, menilai data yang diperoleh dari riwayat pasien,mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat tekhnik dasar yang perlu dipahami, diantaranya :
1.      Inspeksi
Inspeksi merupak suatu proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah kesehatan pasien. Cara efektif melakukan inspeksi adalah sebagai berikut :
a.      Atur posisi pasien sehingga bagian tubuhnya dapat diamati secara detail.
b.      Berikan pencahayaan yang cukup.
c.       Lakukan inspeksi pada area tubuh utuk ukuran, bentuk, warna, kesimetrian, posisi, dan abnormalitasnya.
d.      Bandingkan suatu area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya.
e.      Jagnan melakukan inspeksi secara terburu-buru.
2.      Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan dengan indra peraba, yaitu tangan, untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasaan, tekstur, dan mobilitas. Palpasi membutuhkan kelembutan dan sensitivitas. Untuk itu, hendaknya menggunakan permukaan palmar jari, yang digunakan untuk mengkaji posisi, tekstur, konsintensi, bentuk masa, dan pulsasi. Pada telapak tangan dan permukaan ulnar tangan lebih sensitif pada getaran. Sedangkan untuk mengkaji temperatur, hendaknya menggunakan bagian belakang tanggan dan jari.
3.      Perkusi
Perkusi merupakan pemeriksaan dengan melakukan pengetukan yang menggunakan ujung-ujung jari pada bagian tubuh untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi organ-organ tubuh, dan menentukan adanyacairan dalam rongga tubuh. Ada dua cairan dalam perkusi yaitu cairan langsung dan cairan tidak langsung. Cairan langsung dilakukan dengan mengetuk secara langsung menggunakan satu atau dua jari. Sedangkan cara tidak langsung dilakukan dengan cara menempatkan jari tengah tangan diatas permukaan tubuh dan jari tanggan lain, telapak tidak pada permukaan kulit. Setelah mengetuk, jari tengah ditarik kebelakang.
            Secara umum, hasil perkusi dibagi menjadi tiga macam, diantaranya sonor.
Sonor adalah suara yang terdengar perkusi paru-paru normal; pekak suara yang terdengar pada perkusi otot danperkusi adalah suara yang terdengar pada abdomen bagian lambung. Selain itu, terdapat suara ang terjadi diantara suara tersebut, seperti redup dan hipersonor. Redup adalah suara antara sonor dan pekak sedangkan hipersonor adalah suara antara sonor dan timpani.

Auskultasi
            Auskultasi merupakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh melalui stetoskop. Dalam melakukan auskultasi, beberapa hal yang perlu didengarkan diantaranya :
1.      Frekuensi atau siklus gelombang bunyi
2.      Kekerasan atau amplitudo bunyi
3.      Kualitas dan lamana bunyi

PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL
            Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan.secara umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan.
Pemeriksaan umum
            Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks, serta tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, sushu, dan pernafasan. Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi tingkta kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.

Pemeriksaan kebidanan
1.      Inspeksi, dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya cloasma gravidarum pada muka/wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut membesar kedepan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba,serta ada tidaknya striae gravidaru. Pemeriksaaan vulva untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick, dan adanya fluor. Kemudian pemerisaaan ekstrimitas untuk menilai da tidaknya varises.
2.      Palpasi, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode leopold, yakni :
a.      Leopold 1
Leopold I digunakan untuk usia kehamilan dan bagian apa  yang ada dalam fundus, dengan cara pemeriksaan berdiri sebelah kanan dan menghadap kemuka ibu, kemudian kaki ibu dibengkokan pada lutut dan lipat paha, lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan tentukan apa yang ada didalam fundus. Bila kepala sifatnya keras, bundar, dan kurang melenting. Sedangkan bokong akan lunak., kurang bundar, dan kurang melenting. Tinggi normal fundus selama kehamilan dapat ditentukan sebagaimana
b.      Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak, caranya, letaknya kedua tanggan pada sisi uterus, dan tentukam dimanakah bagian kecil bayi.
c.       Leopold III
Leolpod III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat bagian bawah dan bagian bawan dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya, tekanan dengan ibu jari dan jari tengah pada saat satu tangan secara lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas sinpisis pubis. Kemudian peganglah bagian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi bagian presentasi tersebut.
d.      Leopold IV
Leopold IV digunakn untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul. Caranya, letakan kedua tagnan disisi bawah uterus lalu tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk. Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan biala kepala masi tinggi. Pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar kira-kira bulan VI keatas.
3.      Auskutasi,dilakukan umumnya dengan stetoskop monoaural untuk mendengarkan bunyi bayyi jantunh anak, bising tali pusat, gerakan anak, bising rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung anak dapat didengar pda akhir bulan ke-5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan ke-3. Bunyi jantung anak dapat terdengar dikiri dan dikanan dibawah tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar setinggi tali pusat, maka presentasi daerah bokong. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak fleksis dan bila sepihak maka defleksi.

Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-140nkali permenit. Bunyi jantung dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 140 per menit, kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali pusat seprti meniup kemungkinan bising rahim seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus ang sifatnya tidak teratur.

Menghitung taksiran persalinan
          Taksiran kelahiran anak dapat ditentukan dengan menggunakan hukum naegele berdasarkan hukum tersebut, taksiran dapat dilakukan dengan meenentukan hari pertama haid terkhir ditambah 7, kemungkinan dikurangi 3 bulan.

Pemetiksaaan bayi dna anak balita
Pemeriksaan fisik bayi
            Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter unyuk menilai status kesehatan fisik dapat dilakuka, sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, dan beberapa hal yang perlu diperhatika, antara lain:
1.      Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang dibaawah lampu terang sehingga bayi tidak muncul kehilangan panas, atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang diperiksa.
2.      Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru-paru, jantung, dan abdomen.
3.      Lakukan prosedur yang mengganggu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir.
4.      Bicara lembut, pegang tangan bai diatas dadanya atau lainnya.
Hitung frekuensi napas
      Pemeriksaan frekuensi napas dilakukan dengan menghitung rata-rata pernapasan dala satu menit. Napas pada bayi baru lahir dilakukan normal apabila frekuensinya 30-60 kali permenit, tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi. Tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2500 gr atau umur kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan adanya retraksi dada ringan dan jika pernapasan berheti selama beberapa detik secara periodik, maka masih juga dalam batas normal.

Lakukan inspirasi pada warna bayi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pucat, ikterus, sianosis sentral, atau lainya. Umumnya, kondisi kullit bayi dalam keadaan aterm lebih tebal sehingga tampak lebih pucat dari pada bayi dalam keadaan preterm.
Hitung denyut jantung bayi dengan stetoskop
Pemeriksaan denyut jantung dilakukan untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan sehingga jantung dalam keadaan tidak normal. Beberapa gangguan tersebut antara lain, seperti suhu tubuh yang tidak normal, perdarahan, atau gangguan napas. Denyut jantung dikatakan normal apabila frekuensinya antara 100-160 kali per menit. Bayi dinyatakan masi dalam keadaan normal apabila frekuensi denyut jantung diatas 160 kali per menit dalam jangka waktu yang relatif pendek. Hal ini terjadi beberapa kali per hari selama beberapa hari pertama jika bayi mengalami distrees.
Ukur suhu aksiler
Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksiler untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermia. Dalam kondisi normal, suhu bayi berkisar antara 36,5-37,5C.
Kaji postur dan gerakan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada tidaknya opistotonos atau hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit kebelakang, sedangkan tubuh melengkung kedepan; adanya kejang atau spasme; dan tremor pemeriksaan postur dalam keadaan normal apabila dalam keadaan istirahat, kepalan tangan longgar dengan longgar panggul dan lutut semifleksi. Kemudian pada bai berat kurang dari 2500 gr atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu, ekstrimitas dalam keadaan sedikit ekstensi. Apabila bayi yang terletak sungsang dalam kandungna mengalami fleksi penuh pada sendi panggul/lutut. Atau sendi lutut mengalami eksteni penuh, sehingga kaki bisa mencapai mulut. Kemudian gerakan ekstreminitas bayi harusnya spontan dan semetris disertai dengan gerakan sendi penuh, dan bayi normal dapat sedikit gemeter.
Periksa tonus atau tingkat kesadaran bayi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya letargi, yakni penurunan kesadaran dimana bayi dapat bangun dengan sedikit kesulitan, dan tidaknya layuh seperti tonus otot lemah, mudah terangsang, mengantuk, aktivitas berkutang, dan tidak sadar (tidur yang dalam, tidak merespons terhadap rangsangan).
      Dalam keadaan normal, pemeriksaan ini dilakukan pada tingkat kesadaran mulai dari diam hhingga sadar penuh dan bayi dapat dibangunkan jika sedang tidur atau dalm keadaaan diam.
Pemeriksaan ekstremitas
Pemeriksaan pada ekstremitas dilakukan untuk menilai ada/tidaknya gerakan ekstremitas abnormal; asinetri dan gerakan kaki yang abnormal (menghadap kedalam atau keluar); serta kondisi jari kaki ang jumlahna berlebih atau saling melekat.
Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada/tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan; postula (kullit melepuh); luka atau trauma; barcak atau tandan abnormal pada kulit; elastisitas kulit; serta ruam popok (bercak merahterang dikulit daerah popok dan bokong). Pemeriksaan ini normal apabila tanda, seperti eritem toksikum (titik merah dan pusat putih kecil pada muka, tubuh, dan pungggung)pada hari kedua atau selanjutnya, kulit tubuh yang terkelupas pada hari peratama.
Pemeriksaan tali pusat
Pemeeriksaan ini dilakukan untuk menilai apakah ada kemerahan; bengkak; nanah atau berbau; atau lainya pada talli pusat. Pemeriksaan inni normal apabila warna tali berwarna kebiruan pada hari ke-1 dan mulai mengering atau mengecil, kemudian lepas pada hari ke-7 himgga ke-10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar