Senin, 01 Juni 2015

10 TANDA BAHAYA KEHAMILAN



10 TANDA BAHAYA KEHAMILAN

1.       Penurunan Gerakan Janin
Janin tidak bergerak Tanda Bahaya Kehamilan Jika Anda merasa bahwa bayi Anda tidak lagi bergerak atau gerakannya tak lagi seperti biasanya, berhentilah melakukan aktivitas dan luangkan waktu sebentar untuk memperhatikan apa yang terjadi pada janin Anda. Ada besar kemungkinan janin Anda terhenti pertumbuhannya karena kurangnya asupan nutrisi akibat peredaran darah ke plasenta terhambat. Ini sering terjadi apabila si ibu mengalami gejala anemia pada awal kehamilan trimester pertama. Perlu diingat bahwa masalah berhentinya pertumbuhan janin Anda akan menyebabkan denyut jantungnya terhenti dan ia akhirnya mati di dalam rahim. Tindakan selanjutnya jika kondisi ini terjadi adalah operasi pengangkatan rahim atau kuratase. Ini cukup berisiko pada kondisi kesuburan Anda di masa yang akan datang.



2.      Pusing Berkepanjangan
 Pusing berkepanjangan Tanda Bahaya Kehamilan Jangan anggap sepele pusing saat Anda masih dalam keadaan hamil. Kondisi ini bisa saja menjadi pertanda adanya hal-hal buruk yang mengancam kesehatan Anda dan pertumbuhan janin. Pusing bisa menjadi indikasi anemia atau keracunan. Dua kondisi yang cukup berisiko bagi Anda. Jika kondisi pusing terjadi secara persisten atau terus menerus, beristirahatlah dengan cukup. Pastikan Anda memperoleh nutrisi dan asupan makanan seperti yang dianjurkan oleh dokter, serta perbanyaklah minum air putih dan hindari bekerja terlalu berat pada usia kehamilan trimester kedua dan ketiga.


3.      Suhu Tubuh Tinggi
 Demam tinggi Tanda Bahaya Kehamilan Demam bisa menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil. Akan tetapi jika demam yang Anda alami menyebabkan naiknya suhu tubuh secara drastis, hal ini bisa saja menjadi salah satu tanda bahaya kehamilan. Seperti diketahui bahwa ketika suhu tubuh terlalu panas, tubuh Anda akan mengalirkan sebagian besar darah yang sebelumnya mengalir ke rahim, akan dialihkan ke lapisan bawah kulit untuk meredam panas tersebut sehingga hal ini cukup berisiko bagi pertumbuhan janin. Jika Anda mengalami gejala panas tubuh yang terlalu tinggi, segera hubungi tenaga kesehatan di sekitar Anda untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin. Hal ini penting karena dapat membantu mencegah janin Anda mengalami masalah serius.

4.       Jantung Berdebar Kencang
 Jantung berdebar Tanda Bahaya Kehamilan Jika jantung Anda berdebar kencang dan tidak seperti biasanya saat Anda melakukan suatu aktivitas disertai dengan kucuran keringat yang deras serta kesulitan bernafas, segeralah ambil tindakan. Berhentilah melakukan aktivitas, perbanyak minum, dan ambilah posisi istirahat. Jantung berdebar kencang bisa menjadi pertanda Anda mengalami dehidrasi, anemia berat, penyakit tiroid atau masalah jantung. Semua kemungkinan ini cukup berisiko bagi kehamilan Anda. Oleh karena itu, laporkan tanda bahaya kehamilan ini pada bidan atau dokter Anda untuk dapat ditangani secara lebih serius olehnya.

5.      Pembengkakan di betis Anda
kaki bengkak Tanda Bahaya Kehamilan Selama kehamilan trimester ketiga, masalah kaki bengkak adalah masalah yang wajar dialami oleh ibu hamil. Hanya saja jika pembengkakan terjadi pula di tangan, betis, dan bagian tubuh lain, ini bisa menjadi salah satu tanda bahaya kehamilan. Anda bisa saja mengalami trombosis vena (DVT), suatu kondisi yang berpotensi mengancam jiwa Anda disebabkan oleh gumpalan darah yang terjadi pada organ-organ yang membengkak. DVT biasanya mempengaruhi pembuluh darah vena di kaki bagian bawah dan paha. Ia terjadi pada satu sisi tubuh dan menyebabkan Anda mengalami kemerahan pada kulit sehingga terasa hangat saat disentuh. Jika Anda terserang DVT tanda-tanda seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, pingsan, atau kondisi serius lainnya juga dapat terjadi. Pembengkakan juga bisa menjadi indikasi tekanan darah tinggi dan pre eklamsia. Dua kondisi yang membutuhkan penanganan serius jika terjadi selama kehamilan.



6.      Perdarahan
 Pendarahan Tanda Bahaya Kehamilan Beberapa wanita menemukan bercak darah pada celana dalamnya selama kehamilan mereka, dan kondisi ini selalu menjadi perhatian serius. Pada awal kehamilan, pendarahan ini bisa menandakan keguguran, sedangkan pada trimester kedua dan ketiga, perdarahan berhubungan dengan persalinan prematur dan komplikasi plasenta, seperti plasenta previa atau abrupsio plasenta. Semua kondisi ini membutuhkan perhatian medis dengan segera.


7.      Penglihatan Kabur
 Penglihatan Kabur Tanda Bahaya Kehamilan Penglihatan kabur umum terjadi pada mereka yang mengalami tekanan darah rendah terutama selama 6 bulan pertama kehamilan. Kondisi tekanan darah rendah sendiri jika dikombinasikan dengan dehidrasi dan olahraga mungkin akan menimbulkan masalah bagi Anda. Penglihatan kabur juga bisa merupakan tanda preeklamsia. Kondisi yang berbahaya untuk bayi Anda, mengingat preeklampsia berat dapat membatasi aliran darah ke plasenta sehingga nutrisi bagi bayi Anda tidak akan tercukupi meski Anda telah makan-makanan yang bergizi.


8.       Pingsan
 Pingsan Tanda Bahaya Kehamilan Pingsan saat hamil tidak boleh dianggap enteng. Ini bisa menjadi sinyal terjadinya masalah serius seperti masalah peredaran darah atau masalah jantung. Pingsan dapat terjadi akibat otak Anda tidak mendapatkan cukup oksigen untuk metabolismenya, hal ini berarti bayi Anda pun akan mengalami hal yang sama.



9.      Nyeri Berulang di Perut atau Dada Nyeri Perut
Tanda Bahaya Kehamilan Jika Anda mengalami nyeri berulang pada sekitar area perut dan dada dengan rasa yang sangat menyakitkan, bisa jadi Anda mengalami placental abruption. Kondisi yang menurut American College of Obstetricians dan Gynecologists dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan janin Anda. Nyeri berulang di perut dan dada sebagai tanda placental abruption mirip dengan rasa yang terjadi ketika Anda mengalami menstruasi. Kram, rasa sakit yang tajam, serta dada yang sesak adalah masalah serius yang perlu mendapat penanganan ekstra dari dokter kehamilan Anda.


10.  Keluar Cairan Deras dari Kemaluan Pecah ketuban
 Tanda Bahaya Kehamilan Jika celana Anda terus-menerus basah atau jika Anda merasa ada cairan yang keluar deras dari kemaluan Anda, itu bisa berarti ketuban janin pecah sebelum waktunya. Selain sebagai tanda semakin dekatnya proses persalinan, hal ini juga bisa menjadi salah satu tanda bahaya kehamilan terutama jika usia kehamilan Anda masih dalam trimester pertama atau kedua.



Keluhan Ibu Hamil Trimester III



Keluhan Ibu Hamil Trimester III
\KELUHAN TRIMESTER KETIGA
Di trimester ketiga, penyebab sulit tidur bukan perubahan hormonal, melainkan perubahan fisik, tepatnya bobot tubuh ibu yang bertambah sekitar 10 kg bahkan lebih. Adanya penambahan berat badan ini akan memunculkan sederet keluhan yang membuat ibu sulit tidur:
Punggung Pegal
Untuk mempertahankan keseimbangan tubuh, perut yang membuncit otomatis akan menarik otot punggung lebih kencang. Tarikan inilah yang membuat ibu hamil besar sering mengeluh pegal dan nyeri di tubuh bagian belakang, termasuk sekitar pinggang. Keluhan ini tentu saja membuat tidur si ibu jadi tidak nyaman, bahkan susah tidur dan acapkali terbangun.
Posisi Tidur
Posisi tidur yang nyaman agak sulit didapat ibu yang sedang hamil tua. Posisi tengkurap jelas mustahil dilakukan, sementara posisi terlentang akan membuat napasnya sesak. Satu-satunya posisi yang memungkinkan adalah miring. Namun bila posisi ini terus-menerus dilakukan sangat mungkin akan membuat si ibu cepat bosan. Soal posisi ini juga umumnya dikeluhkan sebagai penyebab ibu hamil tua sulit tidur.
Dihantui kecemasan
Menjelang persalinan, ibu hamil umumnya dihantui berbagai kecemasan, semisal takut persalinannya bermasalah, khawatir bayinya lahir cacat maupun cemas membayangkan rasa sakit saat bersalin. Aneka kecemasan inilah yang akhirnya membuat si ibu jadi sulit tidur.
Sering buang air kecil
Keluhan yang juga sering muncul di trimester 3 adalah seringnya buang air kecil (BAK). Janin yang sudah sedemikian membesar menekan kandung kemih ibu. Akibatnya, kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sebentar-sebentar ingin BAK. Dorongan untuk bolak-balik ke kamar mandi inilah yang mau tidak mau akan mengganggu kenyenyakan tidur si ibu. Untuk mengatasinya, disarankan agar 2-3 jam sebelum tidur tidak minum. Selain itu, kosongkan kandung kemih sesaat sebelum berangkat tidur. Namun agar kebutuhan air pada ibu hamil tetap terpenuhi, sebaiknya minumlah lebih banyak di siang hari.
Gangguan psikis
Kondisi psikis yang labil di trimester ini biasanya disebabkan oleh aneka ketidaknyamanan. Antara lain karena tubuh yang dulu langsing kini terus membesar. Diakui atau tidak, ketidaknyamanan ini jelas dapat menurunkan rasa percaya diri ibu. Apalagi di trimester akhir, ibu hamil tak lagi bisa leluasa bergerak. Kondisi psikis yang labil ini jika tidak segera dibenahi besar kemungkinan akan berpengaruh pada kenyenyakan tidur ibu hamil.
KIAT MENGURANGI KELUHAN
1. Relaks
Yakinlah kalau kehamilan merupakan sebuah anugerah dan tidak semua perempuan mendapat kesempatan memperoleh anugerah istimewa itu. Jadi, jalani kehamilan dengan relaks dan penuh syukur. Biarkan tubuh berubah sesuai tuntutan kehamilan itu sendiri. Tak perlu takut tubuh melar, toh bisa diakali dengan menyesuaikan penampilan. Misalnya, dengan baju-baju hamil yang mengikuti mode dan nyaman saat dipakai. Sikap relaks membuat segalanya terasa lebih ringan sehingga ibu bisa tidur lebih nyenyak.
Berdasarkan penelitian, mendengarkan alunan musik favorit terbukti amat membantu kondisi ibu lebih tenang dan nyaman. Nah, agar manfaatnya bisa dirasakan maksimal, saat ini dikembangkan terapi musik yang bisa ditemukan di klinik atau rumah sakit. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya jenis musik yang cocok, intensitas dan suasana. Melalui terapi ini, perasaan dan pikiran ibu hamil akan digiring untuk lebih tenang hingga ia bisa lebih relaks menjalani kehamilannya dan mudah tidur.
Selain bertujuan mengajarkan kepada ibu apa yang harus dilakukan kelak saat persalinan, senam hamil juga bermanfaat mengendurkan otot-otot tubuh yang kaku. Pengaturan napas dan gerakan-gerakan senam hamil akan membantu mengurangi keluhan rasa pegal, kaku dan ngilu, sehingga akhirnya membuat kondisi ibu jadi lebih relaks dan dapat tidur lebih nyenyak.
Yoga menjadi pilihan yang sama baiknya untuk ibu hamil. Olahnapas yoga membuat otot-otot lebih relaks, pikiran lebih tenang, tubuh lebih bugar, dan meningkatkan kemampuan berkonsentrasi yang semuanya berpengaruh terhadap kenyenyakan tidur.
2. Minta bantuan ahli
Kehamilan dengan gangguan akan dirasakan sebagai beban yang teramat berat. Contohnya, ibu mengalami hiperemesis gravidarum atau mual muntah berlebihan yang membuatnya merasa tertekan. Gangguan di trimester pertama ini bisa saja merembet pada kesulitan tidur. Bila dirasa kelewat membebani, konsultasikan pada ahlinya agar masalah ini segera terselesaikan.
3. Tidur miring ke kiri/kanan
Posisi tidur yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah posisi tidur miring ke kiri. Posisi ini diyakini dapat mencegah varises, sesak napas, bengkak pada kaki, sekaligus mampu memperlancar sirkulasi darah sebagai asupan penting bagi pertumbuhan janin. Khusus untuk kehamilan trimester tiga, jangan lupa cermati juga hasil USG. Bila terlihat posisi punggung janin berada di belahan kanan maka posisi tidur ibu sebaiknya miring ke kanan. Kalau ibu bertahan tetap pada posisi miring ke kiri, janin seolah-olah jatuh tertelungkup. Akibatnya, si kecil akan terus-menerus meronta dan membuat tidur ibu terganggu.
4. Gunakan bantal pengganjal
Bila ingin lebih relaks cobalah ganjal kaki dengan bantal, dari paha hingga tumit. Ambil posisi miring terlebih dahulu, lalu ganjal kaki mulai tumit hingga betis dengan dua bantal dan dari lutut hingga pangkal paha dengan 1 bantal. Tidur dengan posisi ini memungkinkan ibu hamil merasa lebih nyaman karena seluruh bagian kakinya memiliki penahan. Namun agar saat tertidur, tubuh tidak balik terlentang, ganjal pula bagian belakang tubuh dengan bantal atau guling.
5. Menjaga asupan gizi
Akibat gangguan mual-muntah, di trimester pertama ibu hamil umumnya sulit makan sehingga asupan gizinya berkurang. Untuk menutup kekurangan tersebut, ibu hamil tetap harus berusaha memenuhi kebutuhan nutrisi. Kecukupan nutrisi mampu membuat tubuh lebih bugar sehingga tidur pun tak jadi jadi masalah.
Tak hanya di trimester pertama, di trimester akhir pun asupan gizi yang cukup dan seimbang harus terus dijaga. Kondisi ibu yang lebih bugar pastilah akan membuat tidur ibu jauh lebih nyaman. Ibu pun lebih kuat menghadapi beban yang pasti jauh lebih berat di hari persalinan.

Saran Makanan Bagi Ibu Hamil



Saran Makanan Bagi Ibu Hamil
Saran Makanan Bagi Ibu Hamil Ayahbunda.co.id
Image by : Dokumentasi Ayahbunda
Kesehatan dan pertumbuhan janin sangat dipengaruhi apa yang dilahap oleh sang ibu. Tiap usia perkembangan janin, ada zat gizi tertentu yang dibutuhkan. Jadi, makanan apa yang disarankan dan dihindari ibuhamil saat trimester pertama? Mari kita simak yang berikut ini.

Pentingnya gizi seimbang. Pada trimester pertama ini, selain perlu protein, lemak dan karbohidrat, seorang ibuhamil juga perlu vitamin dan mineral. Zat-zat ini sangat dibutuhkan untuk melancarkan metabolisma (proses perubahan makanan untuk bisa digunakan oleh tubuh). Misalnya saja, vitamin B kompleks, zat besi (F3) dan Seng diperlukan tubuh agar dapat memanfaatkan protein sebagai zat pembangun sel-sel tubuh.

Karena trimester pertama adalah masa kritis terjadinya pembentukan sistem saraf, jantung, otak dan organ-organ reproduksi janin, selain mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, calon ibu juga perlu mengonsumsi zat gizi berikut:

Asam folat. Adalah salah satu vitamin dalam kelompok vitamin B untuk proses perkembangan janin. Juga sebagai pencegah cacat bawaan pada janin seperti tulang belakang tidak menutup dan bisa menyebabkan kelumpuhan. Selain itu juga mencegah kelainan seperti tidak berfungsinya kandung kemih, pengontrol buang air besar atau cacat pada langit-langit mulut. Asam folat banyak ditemui pada:
  • Sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan brokoli. - Buah segar seperti pisang, alpukat atau jeruk.
  • Asparagus, bit merah, kacang kedelai, tempe, serelia (seperti beras atau gandum), hati serta jamur.
     
Vitamin C. Vitamin ini berperan membentuk kolagen (senyawa protein pada tulang) interseluler dan kulit. Juga ikut andil besar dalam penyembuhan luka serta daya tahan tubuh terhadap infeksi. Banyak terdapat pada:
  • Buah-buahan segar: jeruk, kiwi, pepaya, tomat, paprika kuning, merah dan hijau
  • Sayuran segar seperti bayam dan brokoli
     
Vitamin D. Berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfor dalam tubuh. Vitamin D mampu memperbaiki penyerapan kalsium oleh alat pencernaan dan ikut mengendalikan pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah. Banyak terdapat pada;
  • makanan sumber lemak seperti ikan mackerel, tuna dan salmo
  • minyak ikan, telur, susu full cream atau mentega
  • vitamin D dapat dibuat di kulit asal cukup kesempatan terpapar sinar matahari.
     
Vitamin B12. Berperan dalam menjaga sel agar berfungsi normal, terutama sel-sel saluran pencernaan, sistem urat saraf dan sumsum tulang belakang. Vitamin B12 banyak terdapat pada:
  • hasil ternak dan produk olahannya
  • produk fermentasi seperti tempe, tauco, kecap dan oncom
     
Lemak esensial. Lemak ini tidak dapat dibuat oleh tubuh sendiri. Melainkan harus diperoleh lewat makanan, diantaranya:
  • ikan terutama yang berlemak tiga kali semingg
  • lemak esensial pada minyak sayur, kacang-kacangan atau biji-bijian seperti biji bunga matahari dan wijen
     
Yang patut dihindari ibu hamil 
  • melupakan sarapan
  • makan tidak teratur
  • sarapan dengan gizi tak lengkap
  • makanan dengan pengawet
  • kembang gula, keripik kentang atau makanan dan minman tinggi kalori yang tak terlalu dibutuhkan.
     

PERAN DAN FUNGSI BIDAN



PERAN DAN FUNGSI BIDAN
https://infobidannia.files.wordpress.com/2011/05/bidan.jpg?w=236&h=300Pekanbaru(infobidannia), Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Bidan telah diakui sebagai sebuah profesi dan untuk dapat dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka bidan harus dapat memahami sejauh mana peran  dan fungsinya sebagai seorang bidan. Bidan dalam menjalankan profesinya mempunyai peran dan fungsi yaitu pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti.
A. Peran Bidan
Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (Tim Media pena,2002 : 112 )
Peran bidan yang diharapkan adalah:
1. Sebagai pelaksana,
Sebagai pelaksana bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi dan tugas ketergantungan
a. Tugas MandiriPrimer
Tugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi tanggung jawab bidan sesuai            kewenangannya, meliputi:
1)      Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang                    diberikan.
2)      Memberi pelayanan dasar pra nikah pada remaja dengan melibatkan                          mereka sebagai klien
3)      Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
4)      Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan                            dengan melibatkan klien /keluarga
5)      Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
6)      Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan                        melibatkan klien /keluarga
7)     Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang                                            membutuhkan pelayanan KB.
8)     Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem                          reproduksi dan wanita dalam masa klimakretium dan nifas.
b. Tugas Kolaborasi
Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya   dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan
1)      Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai                fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
2)      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan                   pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan                                 kolaborasi
3)      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan                   resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan                           pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
4)      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko                 tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang                     memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga
5)      Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang mengalami                   komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama           dengan tindakan kolaborasi dengan meliatkan klien dan keluarga
6)      Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang                 mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan             kolaborasi dengan melibatkan keluarga
c. Tugas Ketergantungan / Merujuk
yaitu tugas yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang
dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisintal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya.
1)      Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai                 dengan fungsi  rujukan keterlibatan klien dan keluarga
2)      Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu                   hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan
3)      Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa               persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
4)      Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu                   dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan                         dengan melibatkan klien dan keluarga
5)      Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelainan tertentu dan                     kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan                           melibatkan keluarga
6)      Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu               dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan
Langkah yang diperlukan dalam melakukan peran sebagai pelaksana:
  1. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien
  2. Menentukan diagnosa / masalah
  3. Menyusun rencana tindakan  sesuai dengan masalah yang dihadapi
  4. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah disusun
  5. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
  6. Membuat rencana tindak lanjut tindakan
  7. Membuat dokumentasi kegiatan klien dan keluarga
2. Peran sebagai pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim
a. Pengembangkan pelayanan dasar kesehatan
Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/ klien meliputi :
1)      Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan           anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan                         kesehatan di wilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka                               masyarakat.
2)      Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil kajian bersama masyarakat
3)      Mengelola kegiatan pelayanan kesehatan khususnya KIA/KB sesuai dengan              rencana.
4)      Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader dan dukun atau petugas           kesehatan lain dalam melaksanakan program/ kegiatan pelayanan KIA/KB
5)      Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat                         khususnya KIA KB termasuk pemanfaatan sumber yang ada pada program               dan sektor terkait.
6)      Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta                             memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi yang ada
7)      Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik                             profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan kegiatan dalam                     kelompok profesi
8)      Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan
b. Berpartisipasi dalam tim
Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah kerjanya, meliputi :
1)      Bekerjasama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam                   memberi asuhan kepada klien bentuk konsultasi, rujukan & tindak lanjut
2)      Membina hubungan baik dengan dukun bayi, kader kesehatan, PLKB dan                 masyarakat
3)      Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas             kesehatan lain
4)      Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi
5)      Membina kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan                               kesehatan
3. Peran sebagai pendidik
Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan                      penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader
a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu,                        keluarga dan masyarakat tentang penanggulanagan masalah kesehatan                      khususnya KIA/KB
b.  Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan/keperawatan serta                membina dukun di wilayah kerjanya.
Langkah-langkah dalam memberikan pendidikan dan penyuluhan yaitu :
1) mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
2) menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk penyuluhan
3) menyiapkan alat dan bahan pendidikan  dan penyuluhan
4) melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan
5) mengevaluasi hasil pendidikan dan penyuluhan
6) Menggunakan hasil evaluasi  untuk meningkatkan program bimbingan
7) mendokumentasikan kegiatan
4. Peran sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok.
  1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi/penelitian
  2. Menyusun rencana kerja
  3. Melaksanakan investigasi
  4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
  5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
  6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
B. Fungsi Bidan
Fungsi adalah kegunaan suatu hal, daya guna, jabatan (pekerjaan) yang dilakukan, kerja bagian tubuh (Tim Media Pena,2002:117)
Berdasarkan peran Bidan yang dikemukakan diatas, maka fungsi bidan sebagai berikut :
1. Fungsi Pelaksana
Fungsi bidan pelaksana mencakup:
  1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa praperkawnan.
  2. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
  3. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
  4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi
  5. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
  6. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui
  7. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
  8. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
  9. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai dengan wewenangnya.
2.  Fungsi Pengelola
Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup:
  1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat.
  2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
  3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
  4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan
  5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.
3.   Fungsi Pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup:
  1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta KB
  2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan tanggung jawab bidan.
  3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat.
  4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.
4.   Fungsi Peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup:
  1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
  2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan KB
C. Rumah Bersalin (RB)
Rumah Bersalin merupakan tempat yang menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, bersalin dan masa nifas fisiologik termasuk pelayanan keluarga berencana serta perawatan bayi baru lahir (Peraturan DaerahKota Malang Nomor 20 Tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan, Bab 1Ketentuan Umum, Pasal 1, no. 14). Rumah bersalin mepunyai sifat privat dansemi privat, sebab tidak semua orang dapat keluar masuk di dalam area ini. Sifat privat terdapat pada  bentuk pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, persalinan fisiologi, masa nifas,bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB).
D. Peran dan fungsi bidan di Rumah Bersalin
Peran dan fungsi bidan di RB tidak jauh berbeda dengan peran dan fungsi bidan praktek swasta pada umumnya yaitu
Peran  Bidan  di RB
     1. Peran sebagai Pelaksana,
         a. Tugas Mandiri, meliputi
1)      Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan                                yang diberikan
2)       Memberikan pelayananan dasar dan asuhan kebidanan kepada klien                           sesuai kewenangannya
3)      Melakukan dokumentasi kegiatan
b.Tugas Kolaborasi
1)      Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai                  fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
2)      Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan resiko tinggi dan                             pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan                                 kolaborasi
3)      Melakukan dokumentasi kegiatan
c. Tugas Ketergantungan / Merujuk
1)      Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai                 dengan fungsi ketergantungan dengan melibatan klien dan keluarga.
2)      Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada klien                 dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan
3)      Melakukan dokumentasi kegiatan
2.  Peran Sebagai Pengelola
RB merupakan tanggung jawab bidan, biasanya selain sebagai pelaksana bidan juga menjadi pemilik sekaligus pengelola RB tersebut.
  1. Mengelola kegiatan pelayanan kebidanan sesuai dengan rencana.
  2. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan kebidanan dengan  memanfaatan sumber yang ada pada program dan sektor terkait.
  3. Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan kegiatan dalam kelompok profesi
  4. Melakukan dokumentasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan
3. Peran Sebagai pendidik
  1. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien dan  keluarga tentang penanggulanagan masalah kesehatan khususnya KIA/KB,
  2. Melatih dan membimbing siswa bidan/keperawatan yang melakukan  Praktek kerja lapangan di RB tersebut
    1. Membina dukun yang melakukan rujukan ke RB tersebut
4.  Peran sebagai peneliti
Bidan  di RB juga dapat melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok, mencakup:
  1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
  2. Menyusun rencana kerja pelatihan.
  3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
  4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
  5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
  6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
Fungsi bidan di RB
1    Fungsi Pelaksana
  1. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
  2. Memberikan imunisasi pada bayi dan ibu hamil
  3. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas
  4. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
2.   Fungsi  Pengelola
  1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat.
  2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
  3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
  4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan
  5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.
3.   Fungsi  Pendidik
  1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.
  2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesetan sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan.
  3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat
  4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.
4.   Fungsi  Peneliti
       a. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan                       sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
       b. Melakukan penelitian kebidanan klien dan keluarga yang berkunjung ke RB
WEWENANG BIDAN
Dalam menjalankan praktek profesionalnya wewenang bidan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.900/ Menkes/SK/VII/2002. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetri dan neonatal kepada setiap ibuhamil/bersalin, nifas dan bayi baru lahir agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelum rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepatwaktu
TANGGUNG JAWAB BIDAN
Sebagai tenaga profesional, bidan memikul tanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal dengan mengutamakan keselamatan klien   Bidan harus dapat mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya.